Pada tahun 1912 berdirilah
Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische Partij. Pada
tahun itu juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (di Solo), KH
Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo dan
kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang.
Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi
Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada
tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi
dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi
pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Suwardi Suryaningrat yang
tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis “Als ik eens Nederlander was”
(“Seandainya aku seorang Belanda”), pada tanggal 20 Juli 1913 yang memprotes
keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda
di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi karena “boleh
memilih”, keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru belajar
ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.
hingga saat ini tanggal
berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
(Gambar Kongres I Budi Utomo)
Mengapa
penting memperingati Hari Kebangkitan Nasional ini? Dengan memahami sejarah,
maka hal ini akan menanamkan etos perjuangan bagi generasi berikutnya. Yaitu
perjuangan bangsa Indonesia ke depan untuk menjadi negara maju, modern, adil,
dan sejahtera. Inilah cita-cita bersama yang mesti diwujudkan.
Melalui
peringatan Harkitnas ini, marilah kita kenang kembali bagaimana semangat
perjuangan The Founding Fathers kita, untuk diambil sebagai teladan bagi
generasi muda. Mereka telah berjuang tanpa pamrih, penuh pengorbanan, kesabaran
dan keberanian mengusir penjajah dari bumi pertiwi ini.
Bagaimana
para pejuang telah berhasil membangun kebersamaan dan persatuan antar elemen
bangsa. Mengedepankan dialog yang konstruktif bagi pemecahan persoalan bangsa
yang dihadapi kala itu. Sehingga problem-problem pelik dibidang politik,
ekonomi maupun sosial bangsa ini dapat terpecahkan.
Lihatlah
bagaimana mereka telah menorehkan tinta emas sejarah pada Kebangkitan Nasional
20 Mei 1908, berlanjut dengan penggalangan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang
akhirnya berbuah manis pada hari Proklamasi 17 Agustus 1945.
Nilai–nilai
Harkitnas tersebut masih relevan sepanjang masa yaitu membangun dan
memelihara kebersamaan dan persatuan, para pemuda berhimpun dalam
organisasi tanpa menonjolkan semangat kedaerahan. Perjuangan para mahasiswa
terumuskan dalam ikrar: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Sebuah
gagasan agung yang begitu brilian.
Perjuangan
bangsa Indonesia belum lagi berakhir. Perjuangan ini adalah abadi, untuk menuju
Indonesia maju dan modern. Berkeadilan, sejahtera, berdemokrasi serta bermartabat.
Tantangan
yang dihadapi pada abad ke-21 ini bukan lagi dalam bentuk penjajahan, tetapi
berupa globalisasi. Akan diuji daya saing dan keunggulan bangsa ini
ditengah-tengah ajang kompetisi antar bangsa. Kondisi di mana tapal batas
antar-negara seolah pupus. Dimensi ruang dan waktu seakan runtuh. Dunia seakan
terasa datar, menjadi satu kesatuan.
Momentun
Harkitnas ini harus mampu melecut kembali nilai kebersamaan sebagai bangsa
dalam menghadapi globalisasi dengan menggelorakan rasa bangga dan Cinta Tanah Air.
Generasi
muda harus menjadi pejuang dan petarung yang tangguh bagi kejayaan bangsa.
Karena sesungguhnya kita semua telah mewarisi darah dan jantung para pejuang
yang gagah berani melawan musuh penjajah.
Tidak
ada bangsa yang akan maju tanpa perjuangan keras. Tidak ada bangsa yang akan
maju tanpa pengorbanan. Dan Tuhan tidak akan merubah nasib suatu bangsa,
kecuali mereka berusaha merubah diri mereka masing-masing.
Banyak
para pejuang bangsa hari ini, yang Insya Allah tetap setia berkarya dibarisan
para pembangun negeri ini. Lihatlah para anggota TNI/POLRI yang menjalankan
tugas di daerah perbatasan untuk menegakkan kedaulatan wilayah Indonesia. Para
guru, bidan maupun dokter yang berbakti sampai ke daerah-daerah terpencil. Para
PNS yang bekerja disemua bidang pemerintahan, baik pusat maupun daerah. Para
pekerja swasta, para relawan yang telah berjuang dengan tulus dan ikhlas,
membangun bangsa ini dalam kebersamaan dan persatuan.
Tentu
kita semua berharap, agar setiap elemen meletakkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan kelompok, sehingga kebahagiaan bersama dapat
kita raih.
Semoga
dengan nilai-nilai Harkitnas mampu dirakit menjadi perahu kokoh untuk
mendekatkan bangsa Indonesia menjadi lebih maju dan lebih modern dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sekian. Terima kasih.
Makna
Hari Kebangkitan Nasional
Peringatan-peringatan
hari kebangsaan nasional semacam ini memang perlu dilakukan untuk lebih
meningkatkan rasa nasionalisme warga bangsa ini. Kita semua mengerti bahwa
bangsa yang kuat terbangun dari rasa nasionalisme yang tinggi. Bangsa Indonesia
yang berasal dari beberapa suku dengan ragam adat budaya yang bermacam-macam
harus terus menerus memupuk rasa kebangsaannya melalui momen-momen seperti ini
agar betul-betul terbangun sebagai suatu bangsa. Yang lebih penting lagi, kita
butuh sosok pemimpin yang dapat memimpin bangsa besar ini, dan yang mempunyai
sifat kenegarawanan. Mari kita yakinkan diri kita masing-masing, masih ada hari
esok yang lebih cerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar